Posted by : tulisan kaca marlinara Rabu, 02 Januari 2013


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam prespektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini ini diyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyataan tersebut dikarnakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui symbol-simbol dan dan manusia menafsirkan symbol-simbol tersebut. Dan ada pula yang menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila tergadap kerja. Dan bagaimnakah hakikat manusia menurut prespektif islam?

1.2 Rumusan Masalah

            1. Apa pengertian manusia menurut islam?.
            2. Bagaimana proses penciptaan manusia menurut islam?
            3. Dimana eksistansi dan martabat manusia?
            4. Apa tujuan hidup manusia menurut islam?
            5. Apa tanggung jawab manusia di muka bumi menurut islam?


BAB II
PEMBAHASAN
HAKEKAT MANUSIA MENURUT PRESPEKTIF ISLAM

2.1 Pengertian Manusia Menurut Islam

            Manusia dalam bahasa arab adalah al nas  atau al insan menurut ajaran islam adalah makhluk yang terbaik yang diciptakan Allah. Ia merupakan makhluk termulia dibandingkan makhluk atau wujud lain yang terdapat di jagat raya ini. Allah mengaruniakan suatu kualitas keutamaan kepada manusia sebagai pembedanya dengan makhluk lain. Dengan keutamaan itulah manusia berhak mendapat penghormatan dari makhluk-makhluk lainnya.

            Begitu pentingnya kedudukan manusia dalam islam, sehingga Al-Qur’an mengulang-ngulang perkataan insan lebih dari 60 kali. Kata insan itu disebutkan atau dituliskan secara ma’rifah (definitive) dengan memakai alif-lam (kata sandang), kecuali pada satu tempat saja tanpa memakai alif-lam sehingga menjadi nakirah (indenfinitif). Penyebutan kata insan dalam Al-Qur’an biasanya dalam konteks keduniaan, meskipun bukan tidak ada dalam konteks keakhiratan. Pada wahyu pertama saja, kata insan itu disebut tiga kali. Pada wahyu petama pula dijelaskan Allah hakekat insan. Secara lebih terinci diungkapkan proses penciptaan insan agar manusia dapat mengambil hikmah darinya, dan agar dengan kesadaran akan potensinya itu ia dapat berhasil dalam pengembaraannya di muka bumi.

2.2. Proses Penciptaan Manusia Menurut Islam

            Asal usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya.

            Dalam logika sederhana, dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan manusia adalah sang pencipta itu sendiri, Allah merupakan sang maha pencipta. Jadi Allah yang lebih memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses penciptaan manusia, berproses manjadi nuthfah (air mani).antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14. Ayat tersebut menjelaskan tentang asal pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati tanah)”. Kata sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari sesuatu yang di sarikan, sedangkan thin berarti tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah.

            Pada ayat 14 di jelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah nuthfah, perubahan nuthfah secara berturut menjadi alaqah, mudhghah, izham dan khalqan akhar (makhluk lain). Alaqah memiliki dua pengertian, pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari nuthfah oleh ke dua sesuatu yang menempel di dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah daging yang merupakan proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham (tulang-belulang) selanjutnya di balut dengan lahm (daging). Pada fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk manusia yang disebut dengan khalqon akhar, berarti ciptaan baru yang jauh berbeda dengan keadaan dan bentuk sebelumnya.

2.3 Eksistansi Dan Martabat Manusia
     
Dibandingkan dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan . Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanpun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.

Di samping itu, manusia di beri akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan allah. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-tiin,95:4). Manusia tetap bermartabat mulia, kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternative) tetap hidup dengan ajaran allah (QS. Al-an’am:165). Oleh karena ilmu manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.

a.       Tujuan Penciptaan Manusia
Untuk apakah manusia di ciptakan di muka bumi ini? Menurut Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

      “Dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembahku” (adz-zariyat:56).
           
        Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu allah. Pengertian penyembahan kepada allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hukum allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia
.
            Oleh karena penyembahan harus dilakukan secara ikhlas , semata-mata hanya untuk mangharap ridha sang khalik. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi dalam mengolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

            Dalam islam, tidak ada pemisahan antara ibadah yang bersifat vertical dan ibadah yang bersifat horizontal. Sebagai kegiatan ibadah yang bersifat vertical, shalat, misalnya, dilakukan untuk mengingat (dzikr) Allah. Akan tetapi sholat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan maksiat. Pesan dasar inilah yang menuntun hidup kita tidak terjebak pada penghayatan agama yang bersifat formalistic. Hendaklah kita berusaha memahami agama secara substantive sehingga tidak mengabaikan pesan-pesan moral agama.

b. Tanggung Jawab Manusia Menurut Islam

            Manusia hidup di muka bumi ini mengemban suatu amanah dan tanggung jawab, yang mana itu semua akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT, kelak di akhirat. Amanah yang harus diemban manusia adalah:

1.      Sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi
            Khalifah mempunyai arti wakil atau pengganti yang memegan tanggung jawab/ mandat untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan di muka bumi. Sebagaimana telah disebut dalam filsafat penciptaan manusia, manusia dihadapan Allah  merupakan wakilNya di bumi. Ini adalah kehormatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Dalam perwujudannya, manusia telah diberi kemampuan untuk berbuat dan memilih sesuatu oleh Allah, yang mengakibatkan manusia dapat semakin terhormat dan mempunyai arti, atau sebaliknya manusia dapat memilih sesuatu yang dapat menjerumuskannya ke jurang kesesatan dan kerendahan.

            Manusia sebagai khalifah merupakan gambaran cita ideal. Manusia seharusnya menentukan nasibnya sendiri, baik sebagai kelompok masyarakat maupun sebagai individu. Manusia mempunyai tanggung jawab yang besar, karena memiliki daya kehedak yang bebas. Manusia yang ideal adalah manusia themorfis denagan sifat-sifat ketuhanan dapat mengendalikan sifat-sifat rendah yang lain. Manusia ideal mempunyai tiga aspek, yakni kebenaran,kebajuikan, dan keindahan. Dengan  ia memiliki pengetahuan, etika, dan seni. Semua ini dapat dicapai dengan kesadaran, kemerdekaan, dan kreatifitas.Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimiliki tidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

            Gambaran cita ideal yang yang dicerminkan dalam posisi sebagai khalifah merupakan gabungan antara sifat-sifat yang saling melengkapi. Manusia ideal adalah manusia yang memiliki otak briliyan sekaligus memiliki kelembutan hati. Manusia ideal dengan kemampuan otaknya mampu menciptakan peradaban yang tinggi dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Juga memiliki kedalaman perasaan terhadap segala sesuatu yang menyebabkan penderitan, kemiskinan, kebodohan, dan kelemahan.
           

            Sebagai khalifah dimuka bumi manusia tentu mempunyai peran dan tanggung jawab atas kepemimpinanya untuk benar-benar menjadi khalifah yang diinginkan sang khalik.peran dan tanggung jawab tersebut yaitu:
§  Menagabdi kepada AllahSWT, dengan beriman kepadaNya, melakukan amal sholeh dalam bentuk yang sempurna
§  Sebagai hamba, manusia harus melaksanaka amanh Allah, memakmurkan serta mengawal agama Allah serta ajaran Allah.
§  Menegakkan amar ma’ruf serta mencegah kemungkaran
§  Bertanggung jawab dan memelihara keluarga agar tidak terjerumus kepada neraka Allah
§  Menjaga agama,menegakkan islam. Sebagaimana yang telah dilakukan rasulullah dan para sahabat Rasul. Dengan mengamalkan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.


2.      Sebagai hamba Allah

                Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

                Manusia diciptakan di muka bumi ini ada adalah semata-mata untuk mengabdi kepada Allah dengan menempatkan dirinya sebagai pengabdi Allah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Intinya agar mendapat keridhoan Allah SWT.

            Dalam arti apapun aktifitas manusia dalam hubungan antarmanusia maupun antar sesama makhluk selalu ada dasar keridhoan Allah SWT. Gambaran tersebut dapat dijadikan indicator tentang tingkat kesungguhan manusia dalam memerankan dirinya selaku “abdi Allah” secara utuh. Bila peran tersebut mampu dan sejalan dengan tuntunan pedoman Allah, barulah sepenuhnya peran itu memiliki nilai pengabdian kepada sang khalik.

            Allah dengan kehendak kebijaksanaannya telah mencipta makhluk-makhluk yang di tempatkan dialam penciptaaNya. Manusia di antara makhluk-makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tugas dan tanggung jawab manusia amatlah luas didalam kehidupannyameliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan padanya. Tanggung jawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist berikut: dari umar RA, berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: semua orang dari engkau semua adalah pemimpin, seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, dan akan di tanya tentang kepemimpinannya, seorang istri adalah pemimpin dirumah suaminya dan akan di tanya kepemimpinannya, seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan akan di tannya kepemimpinannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya kepemimpinannya.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan

                Sebagai makhluk hidup yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya denagn memaksimalkan segala potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembankan seluruh potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab sebagai makhluk dan khalifah di muka bumi.
Saran
            Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda, supaya menjadi manusia yang berguna di dunia maupun di akhiat, maka penulis menyarankan agar setiap umat muslim harus tolong-menolong dan janganlah bercerai-berai, taailah peraturan undang-undang dan hukum yang berlaku disetiap negara, dan jangan lupa kita sebagai umat islam kita harus selalu beribah kepada Allah SWT, menaati peraturannya, dan menjauhi segala larangannya, perbanyaklah sedekah, janganlah meninggalkan sholat serta zakat, karna sholat dan zakat merupakan tiket menuju jalan kebaikan dan kebenaran.
                               

{ 4 komentar... read them below or Comment }

- Copyright © Tulisan Kaca Marlinara

Powered By: Blogger| Edited By Coretan Binder Hijau