- Back to Home »
- Makalah »
- ADMINISTRASI KEUANGAN DAN TATA LAKSANA SEKOLAH
Posted by : tulisan kaca marlinara
Sabtu, 14 Juni 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penyeleggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Komponen
pembiayaan dan keuangan pada tingat satuan pendidikan merupakn komponen
produksi yang menentukan proses terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain,
setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik disadari maupun
tidak.
Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola
sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatan secara optimal untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, yang memberikan kewenangan sekolah
untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan
sekolah. Disebabkan pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada
masalah keterbatasan dana. Apalagi dalam berbagai kondisi pereokonomian dunia
yang sedag dilanda krisis.
Berdasarkan pemikiran di atas, pengelolaan keuangan pendidikan
lebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh
perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana, bak biaya operasional maupun
biaya kapital, disertai bukti-bukti secara administratif dan fisik (material)
sesuai dengan dana yang dikeluarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Administrasi Keuangan Sekolah
A. Pengertian
Administrasi Keuangan Sekolah
Administrasi keuangan sekolah merupakan langkah pengolahan keuangan sekolah mulai dari
penerimaan sampai dengan bagaimana mempertanggung- jawabkan keuangan yang digunakan secara
obyektif dan sistematis. Langkah tersebut sangat penting sekali diperhatikan,
karena masalah pembiayaan adalah menjadi sarana vital bagi mati hidupnya suatu
organisasi sekolah. [1]
Selain itu Mulyono, MA. berpendapat bahwa administrasi
keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta
pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan
pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu pencapaian tujuan
pendidikan.[2]
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Administrasi
keuangan sekolah adalah sebuah analisis
terhadap sumber-sumber pendapatan (revenue) dan penggunaan biaya (expenditure)
yang diperuntukkan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. Konsep Manajemen
Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan merupakan aspek yang tidak bisa
dilepaskan dalam suatu manajemen sekolah. Oleh karena itu, manajemen keuangan
sekolah pada dasarnya adalah bagian dari pembiayaan pendidikan yang tercermin
dari anggaran yang ditetapkan oleh sekolah, sehingga untuk bidang ini
diperlukan penanganan yang serius, agar senantiasa dicapai suatu pengelolaan
yang efektif dan efisien dalam mengelola anggaran serta program-program yang
dibiayainya dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. [3]
Manajemen
keuangan menyangkut dua hal, yaitu bagaimana memperoleh dana dan bagaimana
menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut dalam lingkungan berbeda di
tingkat pendidikan yang berbeda pula, secara efektif dan efisien. Sumber dana
dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas
tiga sumber, yaitu :
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah
mau pun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi
kepentingan pendidikan.
2. Orangtua atau peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat mau pun tidak
mengikat.
Berkaitan dengan penerimaan dari orangtua dan
masyarakat ditegaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989
bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orangtua.
Ada pun dilihat dari sisi pengeluarannya (Dana) meliputi
biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti gaji pegawai (Guru dan non guru), serta
biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran
(Barang-barang habis pakai). Sedangkan biaya pembangunan misalnya biaya
pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab
gedung, penambahan furniture serta biaya atau pengeluaran lain untuk
barang-barang yang tidak habis pakai.[4]
Dengan
demikian, keuangan sekolah merupakan sumber dana yang diterima dan digunakan
untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang mengandung konsekuensi bagi
sekolah, yaitu sekolah harus mengelola sumber dana tersebut secara efektif dan
efesien untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.[5] Semakin efisien suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana
yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila
sistem keuangan sekolah dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai
tujuan-tujuan pendidikan secara produktif, efektif, efisien, dan relevan antara
kebutuhan di bidang pendidikan dengan pembangunan masyarakat. Untuk mencapai
hal-hal seperti di atas maka diperlukan adanya proses merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan melaporkan
kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara
efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
1. Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran
sekolah.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.[6]
C. Tahap-Tahap
Menejemen Keuangan
1) Perencanaan/
Penganggaran Keuangan (Budgeting)
Menurut Nanang Fattah (2000:47),
penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget).
Sementara itu anggaran atau budget adalah merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yng digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Sementara
itu menurut Djamaluddin (1977:11), anggaran adalah sejenis rencana yang
menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-angka dari
segi uang untuk suatu jangka tertentu.
Dari pengertian di atas, tampak bahwa
penganggaran dan anggarn tidak semata-mata berkaitan dengan uang, namun juga
memberi gambaran tentang program kegiatan yang akan dilaksanakan disertai dengan
besaran dana/biaya yang dialokasikannya, sehingga terdapat dua hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu besaran dana untuk membiayai kegiatan serta
kegiatannya sendiri.
Dalam setiap anggaran tergambar dua sisi
penting yaitu sisi penerimaan dan atau rencana penerimaan dan sisi pengeluaran.
Sisi penerimaan menunjukkan sumber-sumber dari mana dana itu diperoleh apakah
dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari orang
tua, dari masyarakat, atau dari sumber lain yang dibenarkan, sedangkan sisi
pengeluaran menggambarkan alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap
komponen yang harus dibiayai (Nanang Fattah, 2000:48). Dengan demikian,
anggaran suatu lembaga dapat menggambarkan kegiatan/program yang akan atau
sudah dilaksanakan serta besaran biaya yang dikeluarkan sehingga dapat
diketahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan program yang tecantum dalam
anggran.[7]
Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam menyusun rencana keuangan sekolah sebagai berikut.
1) Perencanaan harus
realistis
Perencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang
dipilih sesuai dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupu
waktu.
2) Perlunya
koordinasi dalam perencanaan
Perencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/
volume kegiatan sekolah yang kompleks.
3) Perencanaan
harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi.
Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa
berbagai kemungkinan yang terbaik dalam menyususn perencanaan.
4) Perencanaan harus
fleksible (luwes).
Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan
yang tidak diperhatikan sebelumnya tanpa harus membuat revisi.
5) Perencanaan
yang didasrkan penelitian
Perencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap
dan akurat melalui suatu penelitian..
1. Fungsi Anggaran
Anggaran
disampin sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, juga merupakan alat
bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat
atau lemah (Nanang Fattah,2000:49). Sementara beberapa fungsi anggaran dalam
manajemen organisasi sektor publik menurut Dedy Noriawan adalah sebagai berikut:[8]
a. Anggaran sebagai alat perencanaan
Dengan
fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan
dibuat.
b. Anggaran sebagai alat pengendalian
Dengan
adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran
yang terlalu besar (overpending) atau adanya penggunaan dana yang tidak
semestinya (misspending).
c. Anggaran sebagai alat kebijakan
Dengan
adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebikan
tertentu.
d. Anggaran sebagai alat politik
Dengan
adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan
proram-program yang telah dijanjikan.
e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan
komunikasi
Dengan
dokumen-dokumen anggaran yang bersifat komprehesif sebuah bagian atau unit
kerja atau depertemen dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh
masing-masing bagian atu unit kerja lainnya.
f. Anggaran sebagai alat penilaian
kinerja
Anggaran
adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerja
telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya
efesiensi biaya.
g. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran
dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal
yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan anggran akan menjadi
alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat menantang tetapi masih mungkin
dicapai. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya jangan terlalu tinggi
sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah dicapai.
2. Prinsip-prinsip dan Prosedur
Anggaran
Prinsip-prinsip
penyusunan anggaran bila dikaitkan dengan anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengendalian menurut Nanang Fattah adalah sebagai berikut: [9]
a. Adanya pembagian wewenang dan
tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen organisasi.
b. Adanya sistem akuntansi yang memadai
dalam melaksanakan anggarannya.
c. Adanya penelitian dan analisis untuk
menilai organisasi
d. Adanya dukungan dari pelaksanaan
dari tingkat atas hingga yang paling bawah.
Sedangkan
prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan selama periode anggaran.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang
dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
c. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk
uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.
d. Memformulasikan anggaran dalam
bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
e. Menyusun usulan anggaran untuk
memperoleh persetujuan dan pihak-pihak yang berwenang.
f. Melakukan revisi usulan anggaran.
g. Persetujuan revisi usulan anggaran.
h. Pengesahan anggaran.
Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi merupakan
proses pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi
dalam bentukyang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informsi keuangan
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Agar penyajian informasi tepat,
maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai
prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akntansi.
Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin
bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat
dengan mencukupi pada saat yang tepat dengn biaya yang pantas.
Tujuan dari sistem akuntansi ini adalah
untuk memastikan bahwa data keuangan dan transaksi ekonomi diinputkan secara
tepat kedalam catatan akuntansi , serta laporan-laporan yang perlu disajikan
secara akurat dan tepat waktu.
Komponen-komponen
sistem akuntansi, secara tradisional sistem akuntansi terdiri dari
komponen-komponen berikut:
1. Bagan Perkiraan/akun
Bagan
perkiraan adalah daftar masing-msing item, di mana pencatatannya dibagi dalam
lima katagori.
a. Aktiva
b. Utang
c. Aktiva bersih
d. Pendapatan
e. Belanja
Masing-masing
pencatatan ditetukan dengan mengidentifikasikan angka yang diinput ke sistem
akuntansi.
2. Buku Besar
Buku
besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana bagan perkiraan atau akun
bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam sistem manual, ringkasan total
dari seluruh jurnal dimasukkan ke dalam buku besar setiap bulannya dimana hal
inilikakukan selama satu tahun dan dilaporkan pada tanggal neraca. Dalam sistem
komputerisasi, data secara khusus
dimasukkan ke sistem sekali saja. Saat entri data telah disetujui oleh
pemakai, perangkat lunak memasukkan informasi itu ke seluruh laporan, dimana
angka yang dicatat akan muncul.
3. Jurnal
Jurnal
digunakan untuk mencatat semua transaksi
akuntansi sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi
secara kronologis dan sesuai dengan jenis transakasi. Contoh:
a.
Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah
pencatatan secara kronologis atas cek yang ditulis, yang dikategorikan menurut
bagan perkiraan/akun.
b.
Jurnal untuk mencatat transakasi penerimaan kas adalah
pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat, yang
dikatagorikan menurut bagan perkiraan/akun.
c.
Jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang
mencatat seluruh transakasi yang berkaitan dengan penggajian.
d.
Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutang
merupakan bagian akun pertambahan biaya dan pendapatan. Juranal ini bermanfaat
untuk mengelompokkan transaksi pertambahan biaya dan/atau pendapatan yang
terlalu banyak melalui jurnal.
4. Buku Cek
Buku
cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar transaksi
keuangan akn dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke
dan dari saldo pembayaran akan buat.
3) Tahap Penilaian (Auditing)
Auditing adalah proses
pengumpulan dan pengevalusian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai entinitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan
independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. auditing seharusnya dilakukan oleh
seorang yang independen dan kompeten.
Untuk melaksanakan audit diperlukan
informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar atau kriteria yang dapat
digunkana sebagai pegangan pengevalusian informasi tersebut. Agar dapat
diverifikasi, informasi harus dapat diukur.
Dalam auditing data akuntansiyang menjadi
pokok adalah menentukan apakah informasi yang tercatat telah tercermin dengan
benar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Oleh karena itu kriterianya
adala aturan-aturan akuntansi, maka seorang auditor harus memahami
aturan-aturan dikasud dengan baiak.
Dalam asudit laporan keuangan, aturan-aturan dimaksud
adalahprinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam sistem akkuntansi
Indonesia, maka standara akauntansi keuangan ditetapkan oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia).[11]
D. Prinsip-prinsip
pengelolaan administrasi keuangan sekolah
Manajemen
keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20
Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini
dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi.
1. Transparansi
Transparan
berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan
dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen
keuangan yang transparan berarti adanya
keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan
sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya
harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahuinya.
Transparansi
keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua,
masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik
antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai.
Beberapa
informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua
siswa misalnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) bisa
ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga
bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang
diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.
Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.[12]
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
(1) Adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan
berbagai komponen dalam mengelola sekolah
(2) Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat
diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,
(3) Adanya
partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan
yang cepat
3.
Efektivitas
Efektif
seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif
hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized
by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif
outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi
berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized
by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara
daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan
biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien
kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai
hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat
dari segi hasil
Kegiatan
dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya
tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
2. Tata Laksana Sekolah
Tata
laksana pendidikan sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha, yaitu
segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang dimulai dari menghimpun
(menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua
bahan keterangan yang di perlukan oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka
tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja tetapi semua
bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat. Warkat ini adalah catatan
tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar
apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat disiapkan.
Menurut
Wililiam Leffingwe dan Edwin Robinson yang telah di terjemahkan oleh The Liang
Gie (2000: 60 ) pekerjaan kantor atau tata laksana ini pekerjaannya menyangkut
segala usaha perbuatan menyangkut warkat, pemakaian warkat-warkat dan
pemeliharaannya guna dipakai untuk mencari keterangan dikemudian hari.[13]
Tata Laksana / Tata Usaha Sekolah /
Pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan yang
bersifat tulis menulis di sekolah, agar PBM semakin efektif dan efisien untuk
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Administrasi
Tata Laksana merupakan serangkaian kegiatan mencatat, menyimpan, menggandakan,
menghimpun,mengolah, dan mengirim benda-benda tertulis serta warkat yang pada
hakikatnya menunjang seluruh garapan administrasi sekolah/pendidikan.
Menurut The Liang Gie (2000:50).
a) Menghimpun yaitu
kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinya
belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap dipergunakan bila mana
diperlukan.
b) Mencatat yaitu
meliputi kegiatan yang membutuhkan dengan berbagai alat tulis-menulis mengenai
keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga terwujudnya tulisan-tulisan yang
dapat dibaca, dikirim atau disimpan.
c) Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan
keterangan-keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna
atau lebih jelas untuk dipakai.
d) Menggandakan yaitu
kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang
diperlukan.
e) Mengirim yaitu
kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari pihak pertama ke pihak
yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan salah satu
substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.
manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang
meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai
dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban
keuangan sekolah.
Melalui kegiatan manajemen
keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan,
diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu
tujuan manajemen keuangan adalah untuk Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
keuangan sekolah dan untuk meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Pengelolaan administrasi
keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang sebaik-baiknya karena
perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi
keuangan sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan
prinsip-prinsip agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan dengan
transparan, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Administrasi
Tata Laksana merupakan serangkaian kegiatan mencatat, menyimpan, menggandakan,
menghimpun,mengolah, dan mengirim benda-benda tertulis serta warkat yang pada
hakikatnya menunjang seluruh garapan administrasi sekolah/pendidikan.
[1]
Burhanuddin, Analisis Administrasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 59.
[2]
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan,
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2009), hlm. 181.
[3]
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013),
hlm.299
[4]
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 48
[5]
Op.Cit, Uhar Suharsaputra
[6]
Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 1992)
[7]
Op. Cit, Uhar Suharsaputra, hlm. 293-294
[8]
Tim Dosen ADM Pendidikan Universitas Pendidikn Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:Alfabeta,2013),
hlm
[9]
ibid
[10]
ibid
[11]
ibid
[13]
Suharsimi,,Arikunto. Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan.
(Yogyakarta:Aditya Media. 2008) hal 341
[14]
Op.Cit, Suharsimi,,Arikunto. Lia Yuliana
Are you in a Hurry? and looking for your problem fixer. Pick your phone and dial us at our QuickBooks Payroll Support Phone Number 800-986-4607. Our Experts will give you an instant solution, they are available 24*7. We handle all sort of quickbooks related issues and delivers the finest solutions
BalasHapusQuickBooks Desktop Payroll Support Phone Number
BalasHapusQuickBooks Desktop Payroll Support Phone Number
QuickBooks Error Support Phone Number
QuickBooks For Mac Support Phone Number
QuickBooks Customer Care Number
QuickBooks Customer Care Number
QuickBooks Support Phone Number
QuickBooks Error Support Phone Number
QuickBooks Error 15215
QuickBooks Error 6123
Get connected with the QuickBooks Premier Support Phone Number +1(800)986-4591, if you find any trouble while using QuickBooks. It could be either error code or glitches, our QuickBooks experts are always there to offer you assistance. Don’t let error trouble you anymore. For More Visit: https://www.quickbooksphonenumbersupport.com/quickbooks-premier-support/
BalasHapusFacing error Problem in QuickBooks? Get connected with QuickBooks Support Phone Number +1(800)986-4591, as they provide immediate assistance regarding your issues & query. Avail round the clock aid for complex error codes. For More Visit:
BalasHapushttp://www.the-expertinfo.com/quickbooks-support/
Get comprehensive service benefits from our QuickBooks Support Phone Number +1(800)986-4591. To acquire the benefit, call us at 1-800-986-4591. for more visit:
BalasHapushttps://tinyurl.com/y64vyr6a & https://tinyurl.com/s9gj4ph
QuickBooks Support Phone nUmber
BalasHapusQuickbooks Proadvisor Support Phone Number
QuickBooks Helpline Number
QuickBooks Support Phone Number
BalasHapusQuickbooks Proadvisor Support Phone Number
QuickBooks Helpline Number
Quickbooks Proadvisor Support Phone Number
Quickbooks Proadvisor Support Phone Number
QuickBooks Error 15215
QuickBooks Toll Free Phone Number
QuickBooks Support Phone Number Seattle
BalasHapusQuickBooks Support Phone Number
Nice Blog ! Reach us by Dialing our QuickBooks Desktop Support Phone Number 855-907-0406. We are engaged in resolving issues users are confronting with QuickBooks.
BalasHapusWell informative and knowledgeable blog click here for QuickBooks Enterprise Support Phone Number 844-908-0801 to get 24*7 QuickBooks Support
BalasHapusJika anda tertarik atau ingin menjadi web developer, anda dapat mengunjungi blog yang saya buat :)
BalasHapusWeb Developer Tangerang